Author's Note

Mindless Scrolling & Keinginan untuk Produktif

Semenjak memiliki dua anak, kebiasaan membaca buku saya semakin berkurang. Apalagi menulis review buku atau menulis hal-hal lainnya. Rasanya bisa beristirahat dgn tenang saja sudah merupakan anugerah luar biasa untuk saat ini.

Continue reading “Mindless Scrolling & Keinginan untuk Produktif”
Author's Note

Hidup tanpa Instagram (sementara)

Banyak hal yang bisa aku lakukan tanpa Instagram. Aku jadi bisa blogwalking dan membaca artikel-artikel yang selama ini kusimpan untuk dibaca, tapi belum juga dibaca.

Aku menyortir email yang entah sudah sekian lama tidak kubuka.

Aku bisa membaca buku lebih lama.

Apa yang sebenarnya kulakukan di Instagram?

Continue reading “Hidup tanpa Instagram (sementara)”
Author's Note

Puasa Instagram (lagi!)

QK_1548952414440.png

Assalamualaikum, apa kabar?

Kali ini saya mau cerita tentang puasa Instagram yang saya lakukan selama seminggu ke belakang. Saya bikin istilah sendiri, puasa Instagram alias nggak buka aplikasi Instagram selama beberapa waktu, kalau nama bekennya sih Digital Detox. Tetapi, menurut saya istilah ini kurang pas dengan apa saya lakukan karena kalau bilang digital detox berarti semua peranti digital, sedangkan saya hanya Instagram.

Sebelumnya, masih di tahun yang sama, saya juga pernah melakukan puasa Instagram karena beberapa hal. Sekarang saya melakukannya lagi dengan alasan berbeda.

Kenapa?

Continue reading “Puasa Instagram (lagi!)”

Author's Note

Puasa Instagram

Assalamualaikum, apa kabar?

Dua tahun lalu saya pernah menjalani puasa Facebook dan puasa Twitter karena waktu itu saya merasa kecanduan parah dengan media sosial tersebut. Setiap kali ada waktu luang, saya langsung buka Facebook dan menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk ‘mindless scrolling’ tanpa mendapat sesuatu yang benar-benar bermanfaat. Akhir-akhir ini, itu juga terjadi pada Instagram.

Sekarang Instagram adalah media sosial favorit saya. Saya mengikuti banyak akun-akun dengan tema dan postingan yang saya suka. Bookstagram, akun flatlay, akun resep masakan, akun penerbit buku, dan akun kucing yang selama ini sukses bikin saya sering buka Instagram dan menghabiskan waktu berjam-jam di sana. Iya, akun para catlover, entah itu kucing rescue atau kucing peliharaan, pokoknya yang foto-fotonya kucing, deh.

Semua ini berawal sejak saya kehilangan Qittun, kucing kedua peliharaan saya setelah Kuro. Saya sayang sekali dengan Qittun, tetapi karena keteledoran saya sendiri, Qittun meninggalkan saya (bukan mati, tetapi kabur). Setelah kehilangan Qittun, saya sempat merasa kesepian sekali karena tidak ada kucing yang saya ajak main. Akhirnya, saya melarikan perasaan kesepian itu kepada kucing-kucing di Instagram.

Saya jadi senang melihat foto atau video kucing di Instagram, terutama yang jenis dan warnanya mirip dengan Qittun atau Kuro. Lama-lama, saya jadi follow beberapa akun catlover dan catrescuer. Laman explore saya di Instagram didominasi oleh postingan kucing. Setiap buka Instagram yang pertama dilihat foto kucing. Pokoknya, semuaaaa tentang kucing.

Continue reading “Puasa Instagram”