Author's Note

After Decluttering and Organizing Digital Files

organizing-digital-files-1

Assalamu’alaikum, apa kabar?

Beberapa waktu lalu saya pernah sharing tentang Organizing Digital Files dan Decluttering Digital Files. Kali ini saya ingin sharing tentang perasaan selama dan setelah beres-beres file dan folder di laptop. Dan sekadar memperingatkan, this gonna be a long post, hehehe.

Ini bukan kali pertama saya beberes file di laptop. Saya pernah melakukan decluttering and organizing digital files sebelumnya, tetapi waktu itu belum tahu ilmunya, bahkan belum pernah dengar istilah tersebut. Ya intinya, hanya ingin membereskan file di laptop saja.

Nah, sekarang setelah tahu istilah decluttering and organizing, plus baca-baca artikel tentang hal tersebut, momen beres-beres ini malah jadi lebih lama dan lebih ribet. Kenapa? Karena saya mau file digital saya benar-benar rapi dan teratur dan saya memeriksa setiap file dan folder yang ada dengan cermat. Apa yang terjadi?

Saya baru sadar kalau saya punya banyaaak sekali file dan folder dengan berbagai jenis isi dan tema. Saya belum pernah lihat laptop atau PC orang lain sih untuk benar-benar membandingkan apakah digital files saya itu beneran banyak banget atau tidak, yang jelas bagi saya itu banyaaaakkk banget!

Jadi, dari zaman dahulu kala saya tuh orang yang suka banget mengumpulkan berbagai artikel yang temanya menarik minat saya dan tema yang menarik minat saya itu banyak dan luas. Mulai dari buku, sastra, film, lagu, sejarah, bahasa, tempat-tempat wisata, kesehatan, aneka ragam DIY, pendidikan, yah pokoknya random banget, deh.

Saat SMA, kesukaan saya adalah kliping berita-berita yang ada di koran. Bukan jenis berita-berita ‘cepat’ macam polhukam dsb, tetapi lebih ke tulisan-tulisan feature atau kolom keagamaan (btw, waktu SMA saya langganan koran Republika tiap hari Sabtu dan Ahad).

Saat kuliah, saya sudah tidak langganan koran lagi (sungguh hal yang sangat miris mengingat saya kuliah jurusan Jurnalisme yang sangat berhubungan dengan media massa, malah di saat itu juga saya males baca koran, wkwk) dan lebih banyak berselancar di dunia maya. Apalagi setelah punya laptop sendiri. Makin banyaklah yang saya cari tahu dan makin banyak pula yang saya simpan di memori laptop.

Momen decluttering and organizing digital files ini membuat saya ingat dengan kebiasaan masa lalu saya. Dipikir-pikir, saya memang ada bakat ‘hoarder’ alias suka menimbun. Iya, saya tuh kalau menemukan artikel menarik di web, baru baca beberapa kalimat awal langsung saya ‘save page as’ atau ‘copy all’ dan saya taruh di Ms. Words dengan niat nanti akan dibaca. Namun, waktu yang dibilang ‘nanti’ itu nggak pernah benar-benar datang dan saya malah menambah dan menambah artikel yang berada dalam antrean ‘nanti akan dibaca’.

Well, secara fisik, file-file seperti itu tidak kelihatan, jadi tentu saja saya merasa nggak terganggu. Tidak seperti kita punya banyak baju tapi yang bisa dipakai cuma sedikit atau barang-barang lain yang jelas memakan tempat, file-file itu tersimpan aman di laptop saya. Apalagi karena kebanyakan file tersebut berbentuk Ms. Words, mereka tidak banyak mengambil kapasitas memori, seperti file video atau suara.

Saat decluttering and organizing digital files inilah saya seperti disadarkan, buat apa saya punya banyak file-file itu, artikel-artikel itu, kalau saya nggak pernah benar-benar membacanya? Bahkan, ada banyak file yang saya baru menyadari keberadaan mereka saat proses ini.

“Ya ampun, ternyata saya pernah tertarik banget dengan tema ini, ya, sampai banyak banget artikel tentang tema tersebut.”

“Ya ampun, ternyata saya pernah cari tahu tentang hal anu sampai mendalam banget, ya.”

Dan ‘ya ampun, ya ampun’ lainnya yang tercetus di benak saya saat melihat isi laptop.

Saya cerita di sini tentang betapa beratnya menghapus file-file yang sudah tidak saya gunakan atau tidak relevan lagi dengan masa sekarang. Rasanya seperti membuang baju yang pernah begitu kamu inginkan, tetapi untuk dipakai lagi pun sudah tidak cocok. Seperti itulah.

Dan menyortir file yang masih diperlukan dengan yang tidak di belantara folder dengan nama-nama file yang kadang tidak terlalu menggambarkan isinya adalah sebuah usaha yang sangat sangat memakan waktu. Beneran!

Target saya Januari sudah selesai decluttering and organizing digital files, ternyata sampai Februari masih ada yang perlu dirapikan. Dan kalau mau dituruti untuk benar-benar diperiksa satu-satu, mungkin bisa sampai bulan April atau Mei. Akan tetapi, saya putuskan untuk mendahulukan folder-folder yang berisi file yang lebih butuh disortir dibanding yang lain. Folder yang tidak terlalu butuh disortir (setidaknya dalam waktu dekat) adalah folder-folder yang dulu pernah saya decluttering and organizing itu.

Mungkin, kalau ada yang baca tulisan saya sampai sini, akan ada yang bertanya-tanya, “Sebenarnya, apa sih keuntungan atau manfaat yang kita dapatkan dari decluttering and organizing digital files?”

Di dua tulisan sebelumnya, saya sudah kasih link artikel yang membahas cara dan manfaat decluttering and organizing digital files atau kalian bisa jelajah sendiri di Google karena saya yakin banyak blog/situs yang membahas hal ini. Namun, kali ini saya ingin berbagi hal yang benar-benar saya rasakan selama dan setelah decluttering and organizing digital files.

Manfaat

1. Saya jadi sadar kalau saya punya kebiasaan menimbun ‘artikel’ yang niatnya dibaca nanti, tetapi ujungnya nggak pernah dibaca.

2. Setelah sadar, saya punya keinginan untuk menyetop kebiasaan itu terus berlanjut. Kenapa? Karena kebiasaan menimbun ini, meskipun pada sesuatu yang tdak makan tempat secara fisik dan terkesan tidak berbahaya seperti file digital, khawatir merembet ke barang-barang fisik atau hal-hal tak kasat mata (yang cukup berbahaya), seperti menimbun rasa sedih, kesal, dendam, dll.

3. Keinginan tersebut menggerakkan saya untuk benar-benar menyortir file mana yang masih saya butuhkan dan mana yang tidak. Selama proses decluttering ini juga, saya sadar kalau banyak file saya yang double. Ada yang karena berada di folder yang berbeda, ada juga yang karena saya memberi nama filenya –sedikit- berbeda dengan nama sebelumnya.

4. Sambil menyortir, saya pun bertekad untuk tidak lagi menimbun artikel-artikel dan akan membaca seluruh artikel yang pernah saya simpan secara bertahap. Dan mungkin, setelah membaca semuanya, akan ada lagi yang dihapus karena sudah tidak relevan lagi dengan saya.

5. Setelah decluttering and organizing digital files, saya merasa pikiran saya lebih ringkas. Hahaha. Saya tidak tahu apakah ini benar-benar efek yang nyata atau sugesti belaka, yang jelas, memang ada perasaan lega setelah itu.

6. Decluttering and organizing digital file juga bisa mereduksi gangguan saat kita menggunakan laptop/komputer, apalagi buat saya yang gampang hilang fokus. Misalnya, saya sedang menulis cerita, terus buka folder lagu-lagu, lalu tidak sengaja buka folder lain karena merasa sedang suntuk dan butuh jeda, akhirnya malah sibuk ‘ngubek-ngubek’ folder tersebut dan lupa balik lagi ke tulisan yang sedang digarap.

7. Proses decluttering and organizing digital files yang lumayan lama membuat saya bertekad untuk benar-benar berusaha meminimalisasi clutter. Cara meminimalisasi clutter kurang lebih pernah saya share di sini. Intinya, benar-benar berusaha untuk tidak menimbulkan clutter baru.

Fiuuh, ternyata panjang juga ya curhat saya tentang decluttering and organizing digital files. Terima kasih sudah membaca sampai tuntas. Mudah-mudahan tulisan yang panjang ini bisa memberi gambaran yang real mengapa kita butuh decluttering and organizing digital files, at least once in a while.

Bagaimana denganmu? Pernah melakukan decluttering and organizing digital files? Apa yang kamu rasakan setelah itu?

2 thoughts on “After Decluttering and Organizing Digital Files”

Leave a comment